ARTICLE / Building / JIKKA: Rumah Pensiunan di Area Pegunungan Shizuoka dengan Bentuk Unik
6K views

JIKKA: Rumah Pensiunan di Area Pegunungan Shizuoka dengan Bentuk Unik

featured-image

Memiliki sahabat hingga ajal memisahkan mungkin menjadi motto sepasang sahabat ini. Dua orang sahabat berumur 60 tahun ini tadinya bekerja sebagai pekerja sosial di Tokyo dan memutuskan untuk pindah di daerah pedesaan di Shizuoka. Tidak tanggung-tanggung daerah yang dipilihnya adalah daerah yang merupakan area pegunungan. Meskipun sudah pindah ke daerah pedesaan, kedua orang ini masih tetap melakukan kegiatan sosial untuk warga sekitarnya.

Untuk menunjang kegiatannya tersebut, tentunya mereka harus memiliki fasilitas yang memenuhi pula. Issei Suma, arsitek dari Jepang menunjukkan keahlian mendesainnya dari desain rumah yang diberi nama Jikka. Yap! Jikka inilah rumah dari kedua sahabat tersebut. Rumah seluas 100m2 yang terletak di daerah pegunungan dan pepohonan asri.

Bentuknya memang tidak seperti rumah pada umumnya. Rumah yang terbagi menjadi 5 bagian ini didesain berdasarkan dengan fungsi tiap ruangan. Besar dan tinggi ruang juga akan berbeda-beda.

Ruang dalam rumah tersebut adalah kamar tidur, ruang utilitas dan penyimpanan, kamar tamu, kamar mandi tamu, dan ruang makan serta dapur sebagai pusat dari rumah ini. Tiap ruang memiliki denah ruang persegi yang disesuaikan proporsinya agar terbentuk dengan baik. Ruang makan yang besar difungsikan untuk melakukan pekerjaan sosial yaitu memasak dan memberi makan kepada masyarakat yang sudah lanjut usia.

Terdapat 2 pintu masuk menuju rumah ini yang keduanya berada di sebelah ruang makan. Selain dua pintu tersebut, tiga buah jendela pada rumah ini yang didesain dari lantai bangunan juga dapat difungsikan untuk sirkulasi keluar-masuk bangunan yaitu jendela di kamar tamu, ruang makan dan dekat ruang penyimpanan. Atap pada kamar tidur dan ruang makan didesain dengan frame lingkaran dengan penutup kaca yang digunakan sebagai skylight pada ruangan.

Ruang makan yang merupakan pusat kegiatan utama, memiliki kesan yang monumental. Hal ini dikarenakan tinggi atapnya yang sekitar 8 meter dari lantai ruangan. Berbanding terbalik dengan eksterior bangunan yang diselimuti oleh material kayu, interior dalam rumah ini menggunakan material beton yang dihaluskan pada lantai dan dinding, sedangkan atapnya tersusun dari balok kayu yang dicat putih. Tidak lupa pula lampu yang tersusun di dinding rumah.

Dapur pada area ruang makan ini memang didesain sebagai area memasak skala besar. Hal itu ditunjukkan dengan dapur stainless steel yang besar dan meja penyajian yang panjang. Area ini memang tempat untuk pemilik rumah menyambut dan melayani tamu yang datang ke rumah mereka.

Tamu mereka juga dapat menginap di kamar tamu. Tamu mereka disini tidak hanya sebatas warga sekitar namun orang tua mereka atau teman-teman mereka yang datang mengunjungi sepasang sahabat ini. Dilengkapi dengan jendela, almari, dan juga kasur yang memuat untuk dua orang. Langit-langit ruangan yang rendah memberikan kesan seakan berada di dalam kepompong.

Kamar tamu juga dilengkapi dengan kamar mandi yang menunjang penyandang cacat. Dilihat dari bentuk bak mandinya yang dilengkapi dengan ramp memutar sehingga dapat diakses dengan kursi roda.

Rumah ini memang terlihat unik dan indah. Dengan pemandangan gunung di belakangnya dan berbagai akses sirkulasi menuju rumah yang memudahkan tamu untuk masuk dari berbagai arah. Rumah pensiunan yang menyenangkan untuk menjalani masa tua bukan?

sumber: Issei Suma | jikka

photo
invisible hit counter