ARTIKEL / Building / Boombox House 2 in 1: Sebuah Bangunan di Korea Selatan yang Terbagi Menjadi Dua Rumah Hunian Sewa
460K lihat

Boombox House 2 in 1: Sebuah Bangunan di Korea Selatan yang Terbagi Menjadi Dua Rumah Hunian Sewa

featured-image

Rumah huni ini terletak di Junju-si, Gyeongsangnam-do, South Korea. Chungmugong-dong sendiri merupakan sebuah kota inovatif yang dibuat oleh Korea Land and Housing Corporation. Pada area ini sudah mulai terbangun dengan infrastruktur urban. Apartemen pertama kali muncul di area ini diikuti dengan pembangunan rumah secara bertahap. 

Rumah ini berada di sebuah lahan di ujung jalan. Memiliki bentuk lahan seperti kipas yang tumpul dan bukan persegi. Bermula dari itu pun sang arsitek memanfaatkan bentuk lahan tersebut untuk mendesain bentuk bangunan.

Terinspirasi dengan salah satu alat musik yang terkenal bernama boom box pada era 70-an dan 80-an, rumah ini didesain dengan konsep tersebut. Boom box mengingatkan generasi yang menikmati musik melalui kaset tape yang terdapat gulungan di dalamnya. Orang yang menikmati masa tersebut tentunya sekarang sudah menikah dan tentunya memiliki anak. Generasi inilah yang menjadi target pasar rumah sewa ini.

Didesain oleh 2m2 Architect, rumah yang difungsikan sebagai rumah sewaan ini memiliki lahan sebesar 256 meter persegi. Dalam satu bangunan tersebut terdapat dua rumah sewa.

Dua rumah A dan B dalam bangunan tentunya tidak didesain sama dan simple melainkan didesain dengan hal yang berbeda. Hal ini dilakukan agar pengguna rumah dapat memilih sendiri ruang seperti apa yang cocok dengan karakter dan dipilih oleh mereka.

Pada rumah A terdapat halaman dan ruang tamu di lantai dasarnya. Dinding dalam ruangan tamu memiliki penampilan yang sama dengan batu bata eksterior pelingkup bangunan. Batu bata disusun dengan metode yang berbeda dari biasanya. Penataannya dilakukan dengan berbagai layer yang terlihat diputar dan struktur penguat vertikal di penghubung batanya.

Bukaan jendela pada ruang tamu mengarah ke halaman yang merupakan area perpanjangan dari indoornya. Rumah ini ditempati oleh pasangan berumur 30 tahunan dengan anak berumur 4 tahun. Lalu pada area ruang makan, tergabung dengan area dapur di lantai kedua pada rumah.

Sedangkan pada rumah B, ruang tamu berada di lantai atas dengan dinding beton ekspos dan tangga menuju ke lantai tiga yang difungsikan sebagai atap terbuka hijau. Sedangkan pada lantai dasarnya hanya terdapat area entrance dengan ukurannya yang kecil. Pada atap ini berbagai macam kegiatan dapat dilakukan oleh penyewa rumah. Untuk rumah ini juga ditempati oleh pasangan umur 30 tahunan dengan dua anak berumur 7 dan 5 tahun.

Pada lantai dua inilah kedua rumah terlihat memiliki bentuk dan besaran yang berbeda. Pada rumah A, layout rumah lebih terkesan kaku karena memiliki sudut-sudut ruangan. Sedangkan pada rumah B memanfaatkan sisi lengkung rumah yang membuatnya jadi terkesan lebih fleksibel.

Rumah A memiliki lantai dasar yang menghadap ke bawah sedangkan rumah B memiliki rumah yang memiliki taman di atap yang menghadap ke langit. Sang arsitek sendiri berharap jika suatu hari nanti kedua pasangan yang tinggal di rumah tersebut dapat saling bebagi halaman satu sama lain. Tentunya hal ini pun sudah dipikirkan secara matang dan diharapkan ke depannya sesuai dengan prediksi.

Rumah Boombox ini berlokasi di kota baru akan dipenuhi oleh penduduk baru. Bentuk bangunan di posisi hook menjadikan rumah didesain melengkung. Hal tersebut juga memberikan efek ilusi bangunan yang tampak lebih besar dari ukuran aslinya. Untuk memberikan pencahayaan pada tampilannya, sang arsitek memutar massa bangunan yang terbuka di atas dan di bawah.

Material batu bata yang menjadi pelingkup bangunan ini tidak menunjukkan penyusunan yang monoton seperti desain rumah pada umumnya. Dengan penyusunan bata dengan sudut tertentu membuat rumah jadi atraktif tapi tetap terlihat kalem.

sumber: Boombox House

photo
invisible hit counter