ARTICLE / Building / Grey House: Rumah Mini Unik Dengan Budget Terbatas di Jakarta
41K views

Grey House: Rumah Mini Unik Dengan Budget Terbatas di Jakarta

featured-image

Rumah dengan sebutan Grey House ini merupakan rumah yang dikerjakan pada tahun 2008 silam. SUB studio selaku arsitek membangun rumah seluas 70 meter persegi menjadi rumah yang layak huni dengan smart-furniture di dalamnya. Dalam pembuatan rumah ini klien memiliki budget sekitar US$15,000 atau setara dengan 200 juta rupiah. Dengan biaya sebesar itu, sang arsitek pun mulai mengakali rumah dengan mengeksplor material yang digunakan untuk mendesain rumah ini. Tentunya untuk mengefektifkan biaya dan mengurangi hal yang tidak dibutuhkan.

Berawal dari lahan tanah yang kecil sekitar 108 meter persegi yang memanjang secara horizontal ke samping. Arsitek membagi area privasi dan publik dalam satu atap yang sama. Dengan atap miring ke satu arah akan memberikan kesan ruang seperti loteng dengan langit-langit yang lebih tinggi di satu sisinya. Ditambah pula struktur ekspos pada rumah yang memaksimalkan pemasukan cahaya ke dalam rumah.

Ruang yang tersusun secara horizontal ini terpisahkan melalui pembatas partisi untuk memberikan fungsi yang berbeda pada setiap ruangnya. Modul yang digunakan pada rumah ini adalah 3 meter dimana struktur pun juga efektif dengan menerapkan modul ini. Salah satu strategi penghematan ruang yang dilakukan pada rumah ini adalah membagi zona ruang berdasarkan area sirkulasinya.

Membagi zona ruang tentunya akan memberikan ruang yang luas untuk area utama berkumpul seperti ruang tamu dan ruang makan tanpa harus terganggu oleh area servis di rumah. Area servis pada rumah ini diletakkan di bagian luar rumah tersendiri dan dibangun dengan material yang tidak permanen.

Pada area depan rumah terdapat area deck dan halaman taman. Tanaman rambat menghiasi pagar rumah ini dengan lebatnya. Atap rumah pun diperpanjang dengan atap jaring hingga ke bagian pagar. Memungkinkan cahaya masuk namun menaungi panas sehingga tidak berlebihan masuk ke area ini.

Ruang tamu juga sekaligus ruang keluarga terhubung dengan ruang kerja yang terpisahkan dengan dinding partisi. Dinding tersebut dapat dibuka lebar sehingga memperluas area ini. Cocok jika sedang banyak tamu di dalam rumah. Desainnya yang minimalis membuat rumah tampak sederhana.

Terdapat pula taman mini di area dalam rumah yang dilingkupi oleh material kaca. Area ini bisa memberikan kesegaran dan menyalurkan udara ke luar dan ke dalam rumah. Dinding dengan sisi yang lebih tinggi dimanfaatkan juga dengan adanya penggunaan kaca jendela untuk sirkulasi udara dan cahaya. Pada area dapur, meja yang digunakan tersimpan di bawah rak dapur yang dapat dikeluarkan ketika dibutuhkan.

Kamar tidur utama pada rumah ini memiliki kamar mandi dalam dan juga area loteng untuk tempat penyimpanan. Tangga lipat yang digunakan juga menghemat ruang dalam kamar tidur.

Kamar mandi didesain sederhana dengan adanya kloset duduk, wastafel dan juga shower. Kesan dingin ditampilkan oleh pelingkup dinding yang berwarna abu-abu ini. Tidak terlupa juga terdapat skylight di ujung dinding kamar mandi ini.

Material ekspos tampak menghias rumah ini. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk ekspresi kejujuran dari rumah ini. Bata abu-abu berukuran modul 200x200mm menggantikan batu bata lokal untuk memberikan hasil yang lebih presisi dan efektif pada finishing permukaan dinding untuk interiornya. Material yang digunakan pun juga dapat meminimalkan biaya pembangunan.

Pagar eksterior rumah ini terdiri dari dinding yang dihiasi dengan vegetasi sehingga tampak seperti taman vertikal. Material kayu daur ulang juga digunakan untuk pembuatan frame jendela rumah. Sedangkan atap metal juga dipilih untuk mengurangi biaya. Penggunaan atap single yang mengarah ke satu arah, akan menghindari pengeluaran biaya dari segi struktur pengaitnya. Rumah kecil ini benar-benar sederhana, unik, dan juga terjangkau untuk berbagai kalangan.

sumber: Grey House

photo
invisible hit counter