ARTIKEL / Interior / Potato Head: Bangunan dengan Interior Ala Kerajinan Indonesia yang Berada di Hong Kong
9K lihat

Potato Head: Bangunan dengan Interior Ala Kerajinan Indonesia yang Berada di Hong Kong

featured-image

Arsitek asal Jepang bernama Sou Fujimoto mengkombinasikan dua elemen dari desain struktur dengan kerajinan seni tradisional Indonesia untuk membuat toko dan restoran di Hong Kong. Mendesain tempat ini merupakan proyek pertama baginya di kota ini.

Potato Head sendiri mungkin tidak asing oleh orang-orang Indonesia khususnya Bali. Sebuah klub pantai yang cukup terkenal di Bali yang didesain oleh Andra Matin ini membuka cabang di Hong Kong dan mempercayakan Sou Fujimoto sebagai arsiteknya. Namun berbeda dengan klub di Bali, toko dan restoran di Hong Kong ini berada di tengah kota.

Bangunan baru ini difungsikan sebagai kedai kopitoko peralatan rumah serta bar di depannya, dan sebuah restoran dengan area lounge musik di belakangnya. Pada area masuk depan toko, pengunjung disuguhkan dengan frame baja putih dengan tanaman penghias yang menggantung ataupun dalam vas. Hal ini dimanfaatkan juga sebagai ruang display untuk bagian depan toko. Selain itu juga berfungsi sebagai area konter kopi.

Garis putih dari frame dibuat cocok dengan pola geometric yang mendekorasi fasad kacanya. Hal ini juga sesuai dengan lingkungannya yang fasadnya juga ditutupi dengan berbagai frame baja pada jendelanya selain menjadi estetika juga menjadi sistem keamanan di Hong Kong.

Adanya penggunaan frame baja dan kaca menjadikan fasad bangunan terasa monoton dan tidak memaksakan estetika di lingkungan, akan tetapi tetap menunjukkan keunikan dengan menonjol. Pada bagian konter kedai kopi, frame metal memiliki berbagai bentuk dan ukuran yang digunakan untuk membuat meja, pajangan, dan rak untuk mendisplay berbagai peralatan perabot rumah milik perusahaan.

Di sisi lainnya, toko digabungkan dengan bar. Area ini dideskripsikan sebagai area yang colourful dan juga tropikal. Kotakan cermin yang dijadikan sebagai vas gantung menjadi penghias langit-langit pada area ini. Furniture pada bangunan satu ini merupakan perpaduan desain Indonesia dengan gaya klasik abad pertengahan. Termasuk di dalamnya adalah kursinya yang terbuat dari kulit didesain oleh Modernist Marcel Breur. Adanya perpaduan unik pada furniturenya dilakukan agar memberikan kekontrasan dengan desain Fujimoto yang bergaya estetika minimalis.

Untuk area restoran dalam bangunannya diberi nama Kaum. Berada di area belakang pada bangunan. Ruangan restoran didesain dengan langit-langit yang rendah dan juga dekorasi gelap untuk memberikan suasana ruang yang tenang dan intim. Dapat terlihat pula pada area dinding dan langit-langit didesain dengan panel kayu ukir lebih dari 700 panel yang disajikan dalam berbagai warna dan juga pola spiral. Panel ini sendiri memang merupakan hasil karya pengrajin Indonesia. Pewarnaan pada panel menggunakan campuran cat pigmen dari alam.

Lalu ruang musik menjadi ruang terakhir di dalam bangunan ini. Letak dari ruangan ini benar-benar disembunyikan. Untuk meraih ruangan ini, pengunjung harus melewati koridor tersembunyi, aarea masuk rahasia, ataupun pintu belakang dari restoran. Ruangan dengan panel kayu ini diisi dengan berbagai koleksi rekaman dan juga sound sistem.

Adanya perpaduan desain interior di dalam bangunan ini tidak hanya menciptakan desain yang minimalis namun juga berbudaya. Corak Indonesia ditampilkan dengan cantik melalui panel kayu, tentunya PTT Family sebagai pemilik tempat ini berhasil membawa kerajinan Indonesia lebih dikenal lagi khususnya di Hong Kong.

sumber: potato head - sou fujimoto

photo
invisible hit counter