ARTICLE / Building / Astaga!!! Bosan Dengan Kuliah, Mahasiswa Arsitektur Nekat Membeli Bus Sekolah Dan Mengubahnya Menjadi...
6K views

Astaga!!! Bosan Dengan Kuliah, Mahasiswa Arsitektur Nekat Membeli Bus Sekolah Dan Mengubahnya Menjadi...

featured-image

Untuk kalian para mahasiswa arsitektur di berbagai perguruan tinggi tentunya akan mengalami hal seperti yang dirasakan oleh pembuat trend satu ini. Sebagai salah satu mahasiswa arsitektur, Hank Butitta lelah untuk menggambar desain bangunan yang tidak pernah terbuat ataupun untuk imajinasi klien dan tentunya dengan detail desain yang tidak terlalu dimengerti. Menganggap hal seperti itu mengesalkan, Hank yang lebih suka mempraktekan ilmunya ini memutuskan untuk membeli bus sekolah yang didesain ulang menjadi hunian tinggal mini. Dengan dibantu oleh mentornya Adam Marcus, Hank pun mengeksplor desain dan detail dengan ukuran nyata sebagai bagian dari tugas akhir kuliahnya di jurusan arsitektur.

Untuk melakukan proyek ini tentunya Hank mengeluarkan duit yang tidak sedikit yaitu berkisar $3000 dan $6000 untuk renovasinya. Waktu yang dihabiskan pun cukup lama sekitar 15 minggu tepat untuk review tugas akhirnya. Tentunya pada tujuh minggu pertama Hank memfokuskan pada desain dan prototypingnya. Sedangkan konstruksinya dilakukan pada minggu-minggu terakhir.

Tentunya pemikiran Hank ini cukup menarik dan perlu dipikirkan oleh semua mahasiswa arsitektur lainnya. Pentingnya mempraktekan desain dalam ukuran nyata akan mempermudah calon arsitektur muda untuk memahami detail-detail dalam bentuk nyata, tidak hanya sekedar gambar. Biasanya untuk proyek tugas akhir, banyak sekali mahasiswa yang mendesain bangunan kompleks dan besar namun terlalu teoritis dan tidak memahami apa yang dikerjakan. Namun dalam kasus Hank ini, hanya dengan bangunan kecil, mahasiswa bisa mempraktekan ilmunya dan memahami detail lebih baik karena terlihat wujud aslinya.

Visi utama pada pendesainan bus ini adalah untuk membangun ruang hunian di bus seukuran sekitar kurang lebih 68 meter persegi yang terbuka dan nyaman huni. Untuk mewujudkan visi ini tentunya Hang pun memilah berbagai furniture ataupun struktur yang bisa digunakan di dalam bus. Tentunya isi di dalam bus tidak menghalangi pandangan mata sehingga ruangan di dalamnya terlihat luas. Pembagian ruang di setiap sisinya pun menjadi penting di dalam bus ini.

Jendela pada bus dijadikan patokan untuk membuat modular sehingga memudahkan Hank untuk membagi ruangan di dalamnya. Terdapat empat zona utama yang terbagi menggunakan modular tersebut yaitu kamar mandi, dapur, area santai, dan area tidur.

Untuk memberikan pengalaman ruang yang luas, sistem dinding yang digunakan pun terintegrasi dengan penutup insulasi yang tentunya juga menyalurkan pencahayaan alami dari luar namun juga dapat mengurangi cahaya yang terlalu berlebihan. Pada bagian langit-langitnya ditutupi oleh material plywood. Keseluruhan ruangan diberikan warna kayu yang cerah tentunya membuat ruangan lebih terang.

Uniknya lagi bus ini juga dilengkapi dengan dua buah skylight. Tentunya dapat digunakan untuk menyalurkan pencahayaan dari langit ataupun sekedar duduk di atas atap bus dan menikmati pemandangan luar. Selain itu dapat dilihat juga pencahayaan dari lampu LED di sudut antara dinding dan langit-langit dengan warna kuning yang nyaman untuk suasana beristirahat di malam hari.

Pada bagian paling belakang bus, terdapat zona kamar mandi yang dilengkapi dengan toilet portabel. Untuk saat ini memang toilet yang bisa digunakan di dalam bus ini belum toilet permanen dengan adanya pipa air dan semacamnya. Namun Hank tentunya mengharapkan akan adanya improvisasi di desain mendatang. Sedangkan pada area seberang toilet dugunakan sebagai tempat penyimpanan.

Lalu tepat disebelah kamar mandi terdapat meja dapur yang disesuaikan dengan dua modul jendela. Terdapat kabin rak terbuka tepat di bawah meja dapur. Beberapa kabin ini diniatkan untuk kulkas pendingin dan juga gas kompor. Akan tetapi untuk saat ini Hank harus puas dengan menggunakan kotak pendingin dan juga kompor portabel.

Keunikan bus ini tidak hanya pada desain pelingkupnya namun juga furniture di dalamnya. Lihat saja pada penggunaan furniture tempat tidurnya. Terdapat dua tempat tidur terpisah di kedua sisi. Tidak lupa pula adanya rak-rak tersembunyi di bagian bawah tempat tidur yang digunakan untuk penyimpanan barang pribadi seperti pakaian dan kebutuhan lainnya. Tidak terhenti pada itu saja, salah satu tempat tidur ini dapat digeser sehingga memberikan ukuran kasur queen-size dan mengekspos kasur tambahan dibawahnya.

Sedangkan jalur diantara kedua tempat tidur itu juga menjadi akses untuk pintu bus pada bagian depan. Pintu ini tentunya dibuka agar penghuni di dalamnya dapat berkomunikasi dengan pengemudi bus. Hanya dengan berbataskan dengan pintu geser, area publik maupun privat dapat tercipta.

Untuk zona yang terakhir dan berada di tengah ruangan satu ini merupakan zona paling serbaguna dan berukuran besar. Selain dapat digunakan sebagai area bersantai, duduk sambil bersenda gurau bersama teman, ruangan ini juga menyediakan area untuk bekerja. Lihat saja betapa uniknya papan kursi yang diletakkan bantalan sofa dapat diubah menjadi meja kerja ataupun meja makan.

Ditambah lagi jika tidak cukup dengan jumlah tempat tidur di area tidur, zona satu ini pun bisa disulap menjadi kasur raksasa yang dapat menampung banyak orang. Ruangan dan furniture yang fleksibel sangat dibutuhkan dalam mendesain hunian mini sehingga dapat mengakomodasi penghuninya dalam segala situasi.

Meskipun belum menjadi hunian yang sempurna, tentunya Hank sudah mengajarkan banyak hal pada para mahasiswa arsitektur agar lebih banyak melakukan praktek dibandingkan hanya teori. Keunikan desainnya pun juga mengubah cara pandangan orang mengenai skala ukuran sebuah hunian. Dengan ukuran yang sedang pun, hunian dapat terasa nyaman dan luas untuk kehidupan sehari-hari.

Sumber: Hank Bought A Bus

photo
invisible hit counter